Ada yang pernah dengar kenduri cinta? Kenduri cinta adalah sebuah acara yang digagas oleh cak nun (emha ainun nadjib). Saya sendiri belum pernah hadir dalam acara itu. tapi dalam bayangan saya, kenduri cinta itu sesuatu yang 'wow'. Saya ga akan membahas Kenduri Cinta a la Cak Nun. Saya cuma suka frasa Kenduri Cinta saja. hehehe
Saya membayangkan di desa diadakan kenduri cinta. Idealnya sebulan sekali. Dihadiri oleh masyarakat desa itu, dan mungkin beberapa tokoh yang bisa memberikan inspirasi. Ya.., semacam acara mata najwa lah.
Tapi berbeda dengan mata najwa, saya membayangkan kenduri cinta itu masyarakat duduk lesehan di sebuah ruangan atau balai. saling melempar wacana dan ide. seperti kenduri biasa, ada jajanan pasar yang terhidang ala kadarnya. ada teh pahit, singkong rebus, pisang goreng, atau apapun untuk sekedar menemani ngobrol malam itu.
apa yang diobrolkan? apa saja. terserah. atau panitia penyelenggara bisa juga mengambil tema tertentu untuk diobrolkan. pilih tema dengan judul yang menarik. untuk awalnya, mungkin bisa kita beri judul: "Kenduri Cinta". Nantinya bikin lagi dengan judul "Sasmita", trus lagi "Bulan Kabangan", trus bikin lagi "Petruk Tangi Turu", dst.
Kalau judulnya seperti itu, tema yang dibahas apa nantinya? ya terserah. Misalnya
- Kenduri Cinta - Membahas format acara dan panitia inti yang terlibat didalamnya.
- Sasmita - Memotivasi orang untuk bangkit dengan melihat pertanda/berita yang ada disekitar kita
- Bulan Kabangan - Nah, ini saya bingung mo bahas apa ^_^
- Petruk Tangi Turu - Bahwa kisah Petruk Dadi Ratu tapi dikemas dengan keadaan saat ini.
Menarik bukan?
Sebelum perhelatan Kenduri Cinta ini dilaksanakan, ada baiknya penyelenggara mengumpulkan ide-ide segar yang akan dilontarkan ke masyarakat. hal ini sebagai antisipasi agar acara kenduri cinta ini tidak stagnan dan monoton.
Misalnya dengan mendatangi warga yang dianggap potensial memberikan ide-ide segar untuk desa. Saya percaya, di negeri kita masih banyak orang baik. Masih banyak orang yang berharap suatu saat bisa berbuat sesuatu untuk memajukan negeri ini. Mereka punya ide, mereka punya semangat. Hanya saja, karena satu dan lain hal, mereka tiarap. Mereka diam, tapi terus berharap. Orang-orang ini butuh wahana untuk menyalurkan ide-ide gilanya.
Tapi menunggu takdir tanpa berusaha bukanlah sesuatu yang bijak. Mari bergerak. Mari rangkul orang-orang yang tiarap itu. Mari ajak mereka untuk bicara. Kalaupun mereka 'tidak bisa bicara', kita minta mereka mendukung kita, dalam diam. Dengan memberikan ide-ide, dengan memberikan kritik dan saran. Si
Orang-orang baik itu, saat ini, masih berupa titik yang berdiri sendiri. Seandainya kita bisa merangkai titik-titik itu menjadi sesuatu yang bermakna, sesuatu yang bermanfaat, insyaAlloh, negeri ini akan berubah.
Desa, BISA!
.: Sedekar tulisan wong ndesa :.